TUGAS
EKONOMI KOPERASI
Nama :
Yuliana Wulandari Ekhwan
Kelas : 2EB20
NPM :
27212939
Pertanyaan:
1.
Cari lembaga sejenis Koperasi di Dunia
2.
Tuliskan hasil analisa tentang perkembangan
Koperasi di Indonesia (Billingual)
Jawab:
1.
Contoh lembaga sejenis Koperasi di Dunia
A.
Mondragon
Mondragon
atau lengkapnya Mondragon Coorporation Cooperative (MCC) adalah
Koperasi Pekerja yang didirikan pada tahun 1956 dengan beranggotakan 62.764
orang (thn. 2005). Koperasi pekerja ini mengelola 264 perusahaan meliputi 3
sektor keuangan,industri dan distribusi ritel. Dalam bidang keuangan MCC
yang berlokasi di Provinsi Basque, Spanyol itu mengelola beberapa buah Bank dan
Asuransi, dalam bidang industri mengelola 12 divisi yang memproduksi
alat-alat pertanian, komponen otomotif hingga komponen pesawat terbang.
Sedangkan dalam bidang distribusi ritel, mengelola barang-barang komersil serta
toko-toko makanan, antara lain Toko Eroski yang merupakan salah satu toko
makanan paling terkenal di Eropa. Eroski juga merupakan mata rantai toko-toko
di Spanyol yang terdiri dari hypermarket, supermarket dan toko swalayan.
Dalam sektor industri , MCC menempati peringkat nomor 7 terbesar di Spanyol.
B.
Koperasi
Susu Amul - India
Pelopor
persusuan di India adalah Amul. Didirikan pada tahun 1946, Amul memulai gerakan
koperasi susu di India. Saat itu mereka sudah membentuk satu organisasi
koperasi puncak bernama Perusahaan Persatuan Pemasaran Koperasi Susu Gujarat
(Gujarat Cooperative Milk Marketing Federation, GCMMF). Hingga sekarang,
persatuan pemasaran susu ini dimiliki bersama oleh sejumlah 2,2 juta produsen
susu di Gujarat, India.
Tujuan
utama dari GCMMF menurut Dr V Kurien yang pimpinan GCMMF adalah bertekad mewujudkan
sebuah bangunan satu kekuatan masyarakat ekonomi India. Caranya? Melalui
pembaharuan jaringan koperasi untuk menyediakan layanan dan produksi industri
persusuan yang berkualitas. Sehingga mampu meningkatkan nilai tukar ekonomi
masyarakat, yang berbentuk pengembalian modal maupun konsumsi kepada
anggota-anggota kopersi atau para peternak sapi.
C.
Groupe Banques Populaire
Groupe
Banques Populaire adalah salah satu bank koperasi di Perancis didirikan oleh
Jean Andre Lasserand, Groupe Banques Populaire yang bermarkas di Le Ponant de
Paris 5 rue Leblanc Perancis ini, telah mengalami perubahan nama sebanyak dua
kali. Bank koperasi ini didirikan untuk merangsang inisiatif dan
kewirausahawan. Terdiri dari 20 Bank, antara lain 18 Bank daerah bergerak di
bidang yang sama, lalu Casden Banque Populaire yang ditujukan untuk simpan
pinjam dari anggota staf Pendidikan Nasional Penelitian dan Budaya dan
Koperasi Kredit yang mayoritas anggotanya berasal dari koperasi, perusahaan
bersama, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan lain-lain.
Groupe
Banques Populaire mempunyai tujuan yang berbeda dari bank-bank kebanyakan.
Banques Populaire menginginkan kedekatan yang lebih dengan anggota yang membutuhkan
dana segar untuk melanjutkan usahanya. Para anggota dari Banques Populaire juga
diharuskan berpartisipasi dalam pengadaan modal dengan cara menyetor
simpanan wajib.
Dengan 3 juta lebih anggota dan 40 ribu karyawan, Banques Populaire menempati urutan pertama sebagai bank nelayan, bank guru dan bank yang menangani lebih dari 15 ribu asosiasi di Perancis. Di sini anggota bisa merasakan manfaat dari berbagai produk yang ditawarkan Gruope Banques Populaire, antara lain tabungan pensiun perorangan, factoring atau asuransi kredit untuk persahaan, pembiayaan untuk pedagang franchise dan UKM.
Dengan 3 juta lebih anggota dan 40 ribu karyawan, Banques Populaire menempati urutan pertama sebagai bank nelayan, bank guru dan bank yang menangani lebih dari 15 ribu asosiasi di Perancis. Di sini anggota bisa merasakan manfaat dari berbagai produk yang ditawarkan Gruope Banques Populaire, antara lain tabungan pensiun perorangan, factoring atau asuransi kredit untuk persahaan, pembiayaan untuk pedagang franchise dan UKM.
D.
Wakerfen Food Corp
Dengan
iklim liberal, persaingan bisnis di AS memang tidak memberi tempat untuk yang
lemah. Tapi, koperasi bisa menjadi solusi bagi pengusaha kecil untuk bertahan
bahkan mengembangkan bisnisnya, seperti yang dibuktikan Wakerfen Food Corp. Panggung
bisnis ritel di Amerika Sekirat (AS), ibarat arena para gladiator yang
bertarung secara bebas. Yang kuat, bisa leluasa menebas yang lemah hingga
tersungkur tak berdaya. Perusahaan ritel yang disokong modal besar, merajalela
dengan skala bisnis yang makin membesar, meminggirkan perusahaan sejenis yang
hidup dengan modal kecil.
Namun,
bukan berarti ruang gerak si kecil benar-benar habis. Pada 1946, sejumlah
pengusaha ritel “warungan”, menemukan strategi jitu untuk menghadapi persaingan
dengan peritel raksasa: membentuk koperasi! Louis Weiss, Sam, Al Aidekman, Abe
Kesselman, Dave Fern, Sam Garb dan Albert Goldberg, memelopori pembentukan
koperasi ini, yang diproklamirkan pada 5 Desember 1946.
Anggota
yang bergabung, diwajibkan menyetor modal 1000 dolar AS. Dengan modal yang
terkumpul, lantas mereka pun bergerak dengan bendera Wakerefen Food Corp, ke
dua arah sekaligus, yaitu ke beberapa suplayer supaya mendapatkan harga yang
lebih murah, dan ke konsumen dengan memberikan harga bersaing dan pelayanan
prima.
Pada 1951, koperasi memutuskan untuk menggunakan nama ShopRite, sebagai brand untuk semua toko yang dimiliki anggota. Langkah ini terbukti jitu mendongkrak omset penjualan, sekaligus menarik anggota baru, hingga jumlahnya mencapai 50 orang.
Pada 1951, koperasi memutuskan untuk menggunakan nama ShopRite, sebagai brand untuk semua toko yang dimiliki anggota. Langkah ini terbukti jitu mendongkrak omset penjualan, sekaligus menarik anggota baru, hingga jumlahnya mencapai 50 orang.
E.
Koperasi Wakerefen
Koperasi
Wakerefen, merupakan contoh prototipe koperasi yang bisa dikatakan benar-benar
‘bergaya America’ (American Style), yang dibentuk oleh iklim ekonomi liberal
tulen. Koperasi sepenuhnya bergerak sebagai badan usaha murni, seperti
terlihat pada nama besar yang diusungnya, yaitu Wakerefen Food Corporation
(Corp). Nama koperasi sama sekali tidak dimunculkan.
Sebagai
badan usaha, Wakerefen sepertinya tidak terlalu peduli dengan upaya untuk
menambah jumlah anggota, agar lebih banyak masyarakat yang mendapatkan manfaat
ekonominya. Sekarang ini, jumlah anggotanya malah menyusut tinggal 45 orang
saja. Karena skala usahanya yang sudah sangat besar, sulit bagi pengusaha ritel
kecil lainnya untuk bergabung jadi anggota, karena harus membayar simpanan yang
juga sangat besar.
Jadi,
Wakerefen nyaris sama dengan perusahaan ritel swasta, yang sahamnya dimiliki
45 orang. Namun, seperti sudah disebutkan, secara internal Wakerefen tetap
menjalankan prinsip koperasi, terutama menyangkut pengambilan keputusan
strategis. Suara setiap anggota atau pemegang saham, tetap saja satu (one man
one vote).
Dengan
anggota yang hanya 45 orang, pengambilan keputusan memang bisa berlangsung
relatif mudah. Sebagai pengusaha yang sudah besar dengan kepemilikan lebih dari
satu toko, mereka bersikap sangat rasional. Setiap keputusan, selalu dilandasi
oleh perhitungan sejauh mana bisa menguntungkan bisnis tokonya.
Namun
begitu, keberhasilan koperasi untuk tetap bertahan dengan prinsip one man one
vote, tetap saja luar biasa. Di sini, koperasi berhasil melebur ego setiap
anggota yang sudah mapan dan sangat rasional itu. Berkurangnya jumlah anggota,
sebagian besar karena ada individu anggota yang mempunyai ego tinggi, kemudian
memutuskan keluar karena merasa sudah bisa berjalan sendiri. Tapi, hal itu
tidak masalah bagi koperasi, yang tingkat kemapanannya sudah hampir setara
dengan raksasa ritel di AS lainnya.
F.
Koperasi AceHardware
Koperasi
AceHardware telah berkembang menjadi sebuah korporasi yang mendunia. Di
mulai dengan sebuah toko kecil di Chicago, kini Ace Hardware telah merambah ke
banyak negara termasuk Indonesia. Anda mungkin termasuk yang tidak asing dengan
Ace Hardware, ritel perkakas yang sangat terkenal itu. Di kota-kota besar Indonesia,
Ace Hardware relatif mudah ditemui, karena memiliki 42 gerai, yang tersebar di
berbagai provinsi.
Ace
Hardware, dengan markas utama di Oak Brook, Illinois, Amerika Serikat
(AS), memang telah menjelma menjadi jaringan ritel perkakas kelas dunia. Selain
di Indonesia, gerainya sudah merambah di lebih dari 60 negara. Mulai dari Asia
Tengah sampai Inggris, dan dari Indonesia sampai Meksiko. Dengan total lebih
dari 5 ribu gerai di seluruh dunia, Ace Hardware mencetak total volume usaha
lebih dari 3 miliar dolar AS per tahun. Di setiap negara, termasuk Indonesia,
Ace Hardware hadir tak ubahnya sebuah korporasi biasa biasa. Padahal,
sejatinya, perusahaan raksasa ini adalah koperasi.
Karena
Koperasi Ace Hardware sudah sangat besar, maka untuk menjadi anggota tidak lagi
mudah. Calon anggota harus menyediakan dana cukup besar. Biaya aplikasi saja
sudah 5 ribu dolar AS, dan simpanan sebagai saham 5 ribu dolar AS juga. Sedangkan
modal untuk memulai sebuah gerai, minimal 740 ribu dolar AS. Modal sebanyak
itu, 250 ribu dolar AS di antaranya disediakan calon anggota, sedangkan 390
ribu dolar AS merupakan pinjaman dari Ace Hardware. Modal tersebut, belum
termasuk kepemilikan atau sewa gedung, yang lokasi dan luasnya harus memenuhi
standar Ace Hardware.
Setelah
menjadi raksasa ritel di tanah kelahirannya, AS, Ace Hardware masih terus
melebarkan sayap bisnisnya, dengan melakukan ekspansi di berbagai negara. Dan,
seperti koperasi lain yang skala usahanya sudah meraksasa terutama di AS, Ace
Hardware pun kemudian lebih banyak bergerak sebagai korporat (perusahaan
biasa). Tidak ada informasi lebih lanjut, sejauh mana, misalnya,
prinsip-prinsip koperasi dijalankan, ketika koperasi ini bergerak menjalankan
bisnisnya di negara lain.
Namun,
dengan menjalankan sistem franchise, Ace Hardware memang memberi kesempatan
kepada pemodal di manapun, untuk memiliki gerai sendiri, lengkap dengan brand
dan standar pelayanan Ace Hardware yang sudah mendunia. Di Indonesia,
misalnya, Ace Hardware berkibar dengan PT Ace Hardware Indonesia, yang sebagian
besar (60 persen) sahamnya dimiliki PT Kawan Lama.Selain menawarkan sistem
franchise untuk merangkul pengusaha lokal, keberhasilan gerai Ace Hardware di
berbagai negara, juga didukung oleh strategi yang jitu dalam mengikutsertakan
berbagai produk lokal. Sampai akhir 2008, dengan cakupan operasional di lebih
dari 60 negara, Ace Hardware mempekerjakan lebih dari 100 ribu orang.
G.
Koperasi Peratnia Kanada
SEKTOR
perkoperasian di Kanada, sudah menjadi bagian integral dari roda perekonomian.
Itu sebab¬nya banyak aspek kehidupan di negara ini sudah bisa ditangani oleh
koperasi. Di sekitar wilayah perkantoran hingga kehidupan di sejumlah rumah
tangga, juga mendapat pelayanan dari lembaga bisnis koperasi. Termasuk layanan
di bidang keuangan, perbankan dan asuransi, koperasi di salah satu negara dari
10 negara industri terbesar alias G-8 ini juga dilakukan oleh koperasi.
Fakta
juga menunjukkan, terutama di negara bagian Atlantik, Prairi dan Pasifik negara
ini sangat dikenal sebagai penghasil produk perikanan, kehutanan dan pertanian.
Pada konteks ini pun, koperasi pertanian memainkan peran yang strategis. Peranan
ini bukan datang dengan tiba-tiba. Sebab sudah berabad sebelumnya, penduduk
asli maupun pendatang di negara yang terdiri dari 10 provinsi ini hidup dan
bekerja di perkebunan
Tak
mengherankan jika saat ini masyarakat negara berpenduduk sekitar 32 juta orang
ini, memasuki era yang disebut revitalisasi masyarakat pedesaan secara nyata.
Sekarang mereka sangat membutuhkan organisasi pemasaran transparan. Tujuannya,
para petani mendapat keuntungan diharapkan. Dengan catatan, selama mereka mampu
memasok berbagai produk pertanian atau perkebunan yang dibutuhkan pasar. Maka
institusi koperasi adalah jalan keluar yang tidak diragukan.Di sisi lain
sejumlah koperasi pertanian yang sudah ada, tak segan-segan memperbaiki diri.
Atau menyesuaikan dengan masukan dan tuntutan dari anggota koperasi maupun
warga masyarakat selaku konsumen. Secara kuantitatif, jumlah koperasi yang pada
1986 berjumlah 955 koperasi menjadi 1.288 koperasi pertanian pada 2000.
Sampai
tahun 2000 itu, wilayah negara dengan empat musim ini seluruh kinerja koperasi
pertaniannya mampu menyumbang pendapatan negara senilai sekitar 19,6 miliar
Dolar AS per tahun. Sedangkan penetrasi pasar produk koperasi pertanian ini,
mencapai 80 persen dari total pasokan di pasaran produk pertanian. Prosentase
itu termasuk di dalamnya untuk produk susu, biji-bijian dan minyak nabati.
H.
Zenrosai
Zenrosai
adalah salah satu koperasi asuransi paling maju di Jepang, dengan jumlah
anggota mencapai 13,9 juta orang. Koperasi ini hadir sebagai
penunjang kesejahteraan anggotanya.Jepang bukan hanya dikenal sebagai negara
industri, yang sanggup menyalip perkembangan industri negara-negara barat. Di
negeri Matahari Terbit ini, koperasinya pun mengalami perkembangan
yang mencengangkan. Zen-Noh, sekunder koperasi pertanian Jepang, telah menjelma
menjadi koperasi terbesar sejagad, versi International Co-operative Alliance
(ICA), melewati perkembangan koperasi-koperasi di Eropa dan Amerika Serikat,
yang mempunyai sejarah jauh lebih panjang.
Berdiri
sejak September 1957, Zenrosai berhasil menjadi salah satu “duta koperasi”,
untuk menunjukkan keunggulan koperasi dibanding perusahaan swasta, terutama
dalam hal memberikan layanan terbaik dan paling menguntungkan. Sebagai
koperasi, sejak awal, Zenrosai tidak semata-mata mengejar laba. Orientasi
utamanya adalah, memberikan keuntungan maksimal pada anggotanya. Kontribusi
anggota dalam bentuk simpanan dan pembayaranpremi, diakumulasikan untuk
kemudian memberikan pelayanan terbaik. Sebagai pemilik, anggota juga mempunyai
akses terhadap proses pengambilan keputusan strategis, dan pengawasan, melalui
mekanisme yang disepati bersama.
Di
Koperasi Zenrosai, setiap anggota akan merasakan manfaat ekonomi yang
besar. Semboyan all for one, one for all yang sangat populer itu, selalu
diusung Zenrosai sebagai tag line karena pas dengan prinsip
pengelolaan koperasi. Saat ini, Zenrosai memiliki anggota sebanyak 13,9 juta
orang. Mereka adalah pemegang polis dari berbagai produk asuransi yang
dikeluarkan Zenrosai. Total asset yang berhasil dihimpun, mencapai 2.822
miliar Yen
I.Koperasi
Campina
Campina,
merek makanan berbasis susu yang masyur di dunia, adalah koperasi susu yang
menghimpun peternak dari Belanda, Belgia dan Jerman. Setelah sukses menyatukan
koperasi di tiga negara, Campina siap melakukan mergerdengan koperasi
raksasa lainnya, Friesland. Anda mungkin bukan penggemar es krim.Tapi,
ketika mendengar nama Campina, kemungkinan besar Anda tahu bahwa itu merek es
krim. Ya, di Indonesia, Campina memang telah menjadi salah satu merek es
krim paling terkenal. Tapi, tahukah Anda, Campina adalah sebuah koperasi
peternak sapi susu?
Awalnya, Campina adalah sebuah koperasi kecil, yang dibentuk oleh para peternak di daerah Tungelroy, Belanda, pada 1892. Ketika itu, fungsi koperasi hanya sebatas untuk menekan risiko dan menghemat biaya produksi susu setiap anggotanya. Antara lain, dengan melakukan pembelian pakan secara bersama, dan penggunaan alat pengolah susu (cooling unit) secara bersama.
Awalnya, Campina adalah sebuah koperasi kecil, yang dibentuk oleh para peternak di daerah Tungelroy, Belanda, pada 1892. Ketika itu, fungsi koperasi hanya sebatas untuk menekan risiko dan menghemat biaya produksi susu setiap anggotanya. Antara lain, dengan melakukan pembelian pakan secara bersama, dan penggunaan alat pengolah susu (cooling unit) secara bersama.
Di
beberapa daerah lain, juga berdiri koperasi-koperasi petani susu. Semuanya
bergerak dalam skala yang sangat terbatas. Pada 1947, terjadi langkah besar.
Koperasi-koperasi peternak itu, melakukan merger. Tujuannya, agar bisa
melakukan kegiatan lebih luas, terutama memproduksi susu menjadi produk yang
memiliki nilai tambah lebih tinggi.Dengan jumlah anggota yang lebih banyak,
koperasi hasil merger yang diberi nama DMV Campina tersebut dapat mendirikan
sebuah pabrik, lengkap dengan peralatan modern. Pada saat itu juga, koperasi
menggunakan merek Campina untuk setiap produk yang dihasilkannya.
J.
Swedish Cooperative Centre
Pusat
Koperasi Swedia (Swedish Cooperative Centre—SCC) didirikan gerakan
koperasi Swedia tahun 1958. Tujuannya, memberi masukan dan meningkatkan taraf
kehidupan wanita dan laki-laki miskin serta peran mereka membangun negara.Membangun
usaha melalui kerja sama dan kolaborasi yang saling menguntungkan. Itulah
prinsip yang dianut SCC, atau prinsip berkoperasi tanpa batasan (Kooperation
Utan Granser). Visi organisasi SCC adalah dunia bebas dari kemiskinan dan
ketidakadilan.
Target
kelompok utama dari SCC adalah wanita dan laki-laki miskin, khususnya di
wilayah perdesaan Swedia. Kelompok ini adalah anggota biasa dari organisasi
informal yang bekerja untuk tujuan kesejahteraan.Kemiskinan warga di Swedia
umumnya akibat kurangnya kesempatan dan berorganisasi. Untuk itu, SCC bekerja
secara partnership, memberikan dukungan mobilisasi dan pengembangan dari dasar
keorganisasian untuk anggota dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupan rakyat
miskin. Dengan alasan tersebut, SCC juga bekerja mencetak opini dan dukungan
publik yang mengun¬tungkan pembangunan yang mendasar bagi masyarakat.
Para
pendiri dan para anggota SCC adalah federasi nasional mewakili seluruh koperasi
besar Swedia dan beberapa sektor koperasi. SCC memiliki 62 anggota organisasi
koperasi konsumen, federasi petani dan organisasi koperasi perumahan. SCC
menerapkan cara kerja secara kolaborasi dengan anggota organisasi. Federasi
menyediakan sumber keuangan melalui pembiayaan keuangan untuk pengembangan
program.
Ada
tujuh strategi yang direncanakan SCC. Yakni kebijakan untuk perumahan dan
lingkungan, persamaan gender dan pemberdayaan wanita, rekanan di dalam kerja
sama pengembangan, strategi untuk Afrika Timur dan Afrika Selatan untuk periode
2004-2007. Selain itu, strategi untuk Eropa Timur dan Tengah untuk 2004-2007,
strategi untuk wilayah Amerika Latin 2002-2006, dan strategi
komunikasi.
2.
Analisis Perkembangan Koperasi di
Indonesia (bilingual)
Koperasi
sebagai salah satu unit ekonomi yang didasarkan atas asas
kekeluargaan. Koperasi telah membantu membangun ekonomi negara–negara di dunia
baik negara maju maupun negara berkembang. Bahkan sekarang koperasi di
negara–negara maju tidak hanya sebagai unit ekonomi kecil lagi tetapi sudah
berkembang menjadi unit ekonomi yang besar. Di Indonesia perkembangan koperasi
maju, namun tidak sepesat perkembangan koperasi di Negara-negara maju. Kondisi
koperasi di Indonesia saat ini sangat memperihatinkan. Banyak koperasi kini
tidak aktif.
Hal
tersebut disebabkan mungkin dari pengelolaan yang kurang professional. Gambaran
koperasi sebagai ekonomi kelas bawah masih tertanam dalam benak masyarakat
Indonesia sehingga menjadi salah satu penghambat dalam pengembangan koperasi
menjadi unit ekonomi yang lebih besar, maju dan memiliki daya saing dengan
perusahaan-perusahaan besar yang jumlahnya tidak sedikit di Indonesia ini. Perkembangan
koperasi Indonesia yang berkembang bukan dari kesadaran masyarakat namun
berasal dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke masyarakat, berbeda
dari Negara-negara maju, koperasi berkembang berdasarkan kesadaran masyarakat
untuk saling membantu dan mensejahterakan yang merupakan dari tujuan koperasi
sendiri. Sehingga pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja,
berbeda dengan Indonesia, pemerintah bekerja double, yaitu sebagai mendukung
dan mensosialisasikan untuk masyarakat ke bawah.
Tingkat
partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi
tentang koperasi yang belum maksimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya
sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik
untuk barang konsumsi atau pinjaman. Mereka belum tahu betul bahwa dalam
koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi
menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja
pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana
oleh pengurus karena tanpa partisipasi anggota tidak ada
pengawasan dari anggotanya sendiri terhadap pengurus. Manajemen
koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi pada koperasi-koperasi
yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
Cooperative
as one economic unit based on a family basis . Cooperatives have helped build
the economies in both the developed world and developing countries . Even now
cooperatives in developed countries not only as an economic unit smaller but
has grown into a large economic unit . In Indonesia, the cooperative
development of advanced , but is not as fast as the development of cooperatives
in developed countries . Conditions cooperatives in Indonesia very concern .
Many cooperatives are now inactive .
This
is probably due to the lack of professional management . Preview cooperatives
as economic underclass is still embedded in the minds of the people of
Indonesia to become one of the obstacles in the development of cooperatives
into larger economic units , advanced and competitive with the big companies
that number is not small in Indonesia. Indonesia's burgeoning cooperative
development of public awareness but not derived from government support
socialized into society , different from developed countries , developing
cooperative based public awareness to help each other and that is the welfare
of the cooperative 's own purposes . Thus the government will be a supporter
and protector alone , unlike Indonesia , the government is working double ,
that is as supportive and disseminate to the public down .
The
level of participation of cooperative members is still low , is due to the
socialization of the cooperative that is not maximized . Communities that are
members of cooperatives merely know it is only to serve customers as usual ,
both for consumer goods or loans . They do not yet know very well that the
consumer cooperatives also means the owner , and they are entitled to participate
contribute suggestions for the betterment of his cooperative and entitled to
supervise the performance of the board . Such a situation is certainly very
susceptible to misappropriation of funds by the board because without the
participation of members there is no monitoring of its own members to the board
. Cooperative management professionals who have not , this happens to many
cooperatives members and managers have low levels of education
Sumber: